Di sini saya akan berbagi dengan teman-teman mengenai berbagai macam laporan pendahuluan(LP) dan asuhan keperawatan (ASKEP)dengan harapan dapat memperingan beban tugas praktek kalian sehingga bisa menjalani praktek dengan sedikit santai..

Rabu, 18 April 2012

LAPORAN PENDAHULUAN CA SERVIKS


LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN NY.P DENGAN CARCINOMA SERVIKS
DI RUANG CDS RS.DR.SARDJITO
YOGYAKARTA

Untuk memenuhi salah satu tugas individu
Stase Keperawatan Maternitas

 



AISYAHTUL RANIE YULIANTI
03/166598/EIK/00290

















PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
F A K U L T A S   K E D O K T E R A N
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2005
KARSINOMA SERVIKS

A.    PENGERTIAN
Karsinoma serviks adalah pertumbuhan sel-sel ganas pada serviks
B.    INSIDENSI
Karsinoma serviks adalah kondisi yang jarang terjadi dibanding sebelumnya akibat deteksi dini dengan Pap Smear. Selama 40 tahun terakhir, karsinoma serviks invasif telah menurun telah menurun dari 45/100.000 hingga 15/100.000. Meskipun demikian, kondisi ini masih merupakan kanker reproduktif wanita ketiga yang paling umum, tidak termasuk kanker payudara. Pertama menampakkan diri pada usia menarche, sampai umur 35 tahun relatif sedikit, setelah itu terjadi peningkatan sampai usia 55-60 tahun, kemudian menurun. Hal ini dipengaruhi oleh populasi wanita berdasarkan usia. Frekuensi tertinggi terdapat antara usia 50-55 tahun, penyebaran umur dari 18-95 tahun
Di Belanda angka kematian 5,8/100.000/tahun atau kira-kira 325 wanita/tahun atau kira-kira 325 wanita meninggal setiap tahunnya karena penyakit ini.
C.    PATOFISIOLOGI
Secara umum tumor terjadi sebagai akibat perubahan sel disebabkan oleh adanya beberapa faktor seperti faktor genetik, faktor lingkungan, faktor biologis, sehingga sel dapat melepaskan diri dari mekanisme pengaturan pertumbuhan sel normal. Perubahan ini disebut transformasi. Sebagai dasar transformasi adalah gangguan kelainan (mutasi) di dalam genom dari sel yang mengalami transformasi tersebut. Perubahan sel yang terus berlanjut dapat menyebar lebih jauh baik melalui darah (hematogen) maupun limfe (limfatogen). Tergantung kepada kearah mana penyebaran sel-sel ganas tersebut, maka ditempat penyebaran akan terjadi perubahan sel dan kelainan fungsi. Penyebaran yang sering terjadi menuju ginjal, paru-paru dan usus, namun tidak menutup kemungkinan menuju organ lain.

D.    STADIUM
STADIUM
KETERANGAN
Stadium 0
Inti sel bertambah besar, berlapis namun bentuk sel masih normal
Stadium I
Karsinoma terbatas pada serviks
Stadium Ia 1
Karsinoma preklinis (hanya dapat ditentukan dengan mikroskop),  desakan kurang dari 3 mm
Stadium Ia 2
Luka-luka dapat diukur dengan kedalaman 3-5 mm dan lebar ≤ 7 mm
Stadium Ib
Luka-luka dengan ukuran yang lebih besar dari stadium Ia 2
Stadium Ib 1
Diameter < 4 cm
Stadium Ib 2
Diameter > 4 cm
Stadium II
Karsinoma meluas ke luar serviks, tapi belum sampai ke dinding panggul, karsinoma menyebar ke dalam vagina tapi tidak sampai 1/3 bawah
Stadium IIa
Tidak ada perluasan ke parametrium(lapisan luar otot rahim)
Stadium IIb
Jelas ada perluasan ke parametrium
Stadium III
Karsinoma telah meluas sampai dinding panggul, tumor tumbuh sampai 1/3 bagian bawah vagina,terdapat gangguan ginjal.
Stadium IIIa
Tidak ada perluasan ke dinding panggul, tetapi pertumbuhan terus sampai 1/3 bagian bawah vagina
Stadium IIIb
Perluasan sampai dinding panggul,ginjal tidak berfungsi
Stadium IV
Karsinoma telah meluas ke luar dinding panggul dan telah tumbuh ke kandung kencing dan anus
Stadium IVa
Pertumbuhan tumor tembus ke organ-organ di sekelilingnya
Stadium IVb
Perluasan ke organ-organ jarak jauh

E.     FAKTOR RESIKO
h  Hubungan seksual usia dini
h  Melahirkan usia muda
h  Memiliki banyak pasangan seksual
h  Pemajanan terhadap Human Papiloma Virus (HPV)
h  Infeksi HIV
h  Merokok
h  Pemajanan terhadap dietilstilbestrol (DES) in utero
F.     TANDA DAN GEJALA
h  Kehilangan darah pervaginamyang abnormal (intermenstruasi)
h  Perdarahan kontak
h  Fluor vaginalis yang abnormal( putih atau purulen yang berbau dan tidak gatal)
h  Gangguan miksi( obstruksi total vesika urinaria)
h  Gangguan defekasi
h  Nyeri perut bawah atau menyebar
h  Limfedema
h  Edema dan Ascites
h  Keluhan cepat lelah, pucat
h   Anemia
h  BB menurun
G.    PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
h  Pap Smear, menunjukkan adanya displasi, sel-sel atipik persisten
h  Biopsi, identifikasi adanya neoplasme intra-epitel (CIN) atau lesi intra-epitel skuamosa tingkat tinggi (HGSIL)
h  Biopsi Punch
h  Kolposkopi
h  Konisasi
h  Dilatasi dan kuretase
h  Pemindai CT
h  MRI
h  Urogram intravena (IVU)
h  Sistogram
h   Rontgen barium , Servikografi
h  Pemeriksaan  fisik: servik teraba membesar, ireguler teraba lunak.Tampak lesi pada porsio atau sampai vagina.
h  Pap net ( pemeriksaan terkomputerisasi dengan hasil lebih sensitif).


H.    PENATALAKSANAAN
1.       CIN III ( displasia berat dan karsinoma in situ) dapat diterapi lokal dengan bedah beku (cryosurgery dengan oksida nitrat), terapi laser atau loop diatermik jika lesi dan zone transformasi dapat dilihat penuh dengan kolposkopi atau dapat dikerjakan konisasi (pengangkatan bagian yang berbentuk kerucut dari serviks)
2.       Karsinoma mikroinvasif  diterapi dengan ekstirpasi uterus. Pada wanita muda cukup dikerjakan konisasi asal ini radikal luas dan tidak ada vasoinvasi dan follow up sitologik adekuat.
3.       Karsinoma serviks invasif, tergantung pada stadium penderita waktu datang. Stadium I dan IIa baik radioterapi maupun teknik operasi radikal (Wertheim-Meigs, Kobayashi) memberikan hasil baik. Indikasi untuk radioterapi postoperatif adalah pertumbuhan tumor ke dalam parametrium, pinggir-pinggir irisan yang yang tidak bebas dan metastase kelenjar limfe. Stadium IIb dan III pada umumnya memerlukan radioterapi primer
4.       Beberapa pasien dengan kekambuhan kanker servikal dipertimbangkan untuk menjalani eksenterasi pelvis, dimana sebagian besar isi pelvis diangkat. Edema tungkai unilateral, skiatika, dan obstruksi uretral menunjukkan kemungkinan progresivitaas penyakit. Pasien dengan gejala ini tidak dipertimbangkan untuk menjalani pembedahan mayor. Komplikasinya besar dan dan mencakup edema pulmoner, infark miokard, CVA, hemoragi, sepsis, obstruksi usus halus, pembentukkan fistula, obstruksi perkemihan akibat konduit ileus dan pielonefritis.
5.       Kemoterapi
I.       PROSEDUR BEDAH
h Histerektomi total ; pengangkatan uterus, serviks dan ovarium
h Histerektomi radikal (Wertheim) : pengangkatan uterus, adneksa, vaginaproksimal, dan nodus limfe bilateral melalui insisi abdomen.
h Histerektomi vaginal radikal (Schauta) ; pengangkatan vagina uterus, adneksa dan vagina proksimal (radikal menunjukkan bahwa suatu area ekstensif paravaginal, paraservikal, parametrial, dan jaringan uterosakral diangkat bersama uterus)
h Limfadenektomi pelvis bilateral ; pengangkatan organ-organ pelvis, termasuk nodus limfe kandung kemih dan rektum serta konstruksi konduit diversional, kolostomi dan vagina
h Salpingo-oovarektomi (bilateral) ; pengangkatan tuba falloopi dan ovarium
h Eksenterasi pelvis ; sebagian besar isi pelvis diangkat.




















DAFTAR PUSTAKA
Arif  Mansjoer, Kuspuji Triyanti, Kapita Selkta jilid 1, Media Aesculapius, FKUI, 1999.
Mc Closkey, J.C. dan Bulechek, G.M, 1996, Nursing Intervention Classification (NIC), Secaond Edition, Mosby Year Book Inc., St. Louis
NANDA INTERNATIONAL, 2005, Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2005-2006, NANDA INTERNATIONAL , Philadelphia.
Smeltzer, S.C. dan Bare, B.G, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, Volume 2, EGC, Jakarta
Van de Velde, C.J.H. dkk, 1999, Onkologi, Edisi 5 (revisi), Panitia Kanker RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta
Yulianti, A.R. Laporan Pendahuluan Karsinoma Servik, 2005

0 komentar:

Posting Komentar