LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN NY.P DENGAN CARCINOMA SERVIKS
DI RUANG CDS RS.DR.SARDJITO
Untuk
memenuhi salah satu tugas individu
Stase
Keperawatan Maternitas
AISYAHTUL RANIE YULIANTI
03/166598/EIK/00290
PROGRAM
STUDI ILMU KEPERAWATAN
F A K U L T
A S K E D O K T E R A N
UNIVERSITAS
GADJAH MADA
2005
KARSINOMA SERVIKS
A.
PENGERTIAN
Karsinoma serviks adalah pertumbuhan sel-sel ganas pada serviks
B.
INSIDENSI
Karsinoma serviks adalah kondisi yang jarang terjadi dibanding sebelumnya
akibat deteksi dini dengan Pap Smear. Selama 40 tahun terakhir, karsinoma
serviks invasif telah menurun telah menurun dari 45/100.000 hingga 15/100.000.
Meskipun demikian, kondisi ini masih merupakan kanker reproduktif wanita ketiga
yang paling umum, tidak termasuk kanker payudara. Pertama menampakkan diri pada
usia menarche, sampai umur 35 tahun relatif sedikit, setelah itu terjadi
peningkatan sampai usia 55-60 tahun, kemudian menurun. Hal ini dipengaruhi oleh
populasi wanita berdasarkan usia. Frekuensi tertinggi terdapat antara usia
50-55 tahun, penyebaran umur dari 18-95 tahun
Di Belanda angka kematian 5,8/100.000/tahun atau kira-kira 325
wanita/tahun atau kira-kira 325 wanita meninggal setiap tahunnya karena
penyakit ini.
C.
PATOFISIOLOGI
Secara umum tumor terjadi sebagai akibat perubahan sel disebabkan oleh
adanya beberapa faktor seperti faktor genetik, faktor lingkungan, faktor
biologis, sehingga sel dapat melepaskan diri dari mekanisme pengaturan
pertumbuhan sel normal. Perubahan ini disebut transformasi. Sebagai dasar
transformasi adalah gangguan kelainan (mutasi) di dalam genom dari sel yang
mengalami transformasi tersebut. Perubahan sel yang terus berlanjut dapat
menyebar lebih jauh baik melalui darah (hematogen) maupun limfe (limfatogen).
Tergantung kepada kearah mana penyebaran sel-sel ganas tersebut, maka ditempat
penyebaran akan terjadi perubahan sel dan kelainan fungsi. Penyebaran yang
sering terjadi menuju ginjal, paru-paru dan usus, namun tidak menutup
kemungkinan menuju organ lain.
D.
STADIUM
STADIUM
|
KETERANGAN
|
Stadium 0
|
Inti sel bertambah besar, berlapis namun bentuk sel masih
normal
|
Stadium I
|
Karsinoma terbatas pada serviks
|
Karsinoma preklinis (hanya dapat ditentukan dengan
mikroskop), desakan kurang dari 3 mm
|
|
Luka-luka dapat diukur dengan kedalaman 3-5 mm dan lebar ≤
7 mm
|
|
Stadium Ib
|
Luka-luka dengan ukuran yang lebih besar dari stadium Ia 2
|
Stadium Ib 1
|
Diameter < 4 cm
|
Stadium Ib 2
|
Diameter > 4 cm
|
Stadium II
|
Karsinoma meluas ke luar serviks, tapi belum sampai ke
dinding panggul, karsinoma menyebar ke dalam vagina tapi tidak sampai 1/3
bawah
|
Stadium IIa
|
Tidak ada perluasan ke parametrium(lapisan luar otot
rahim)
|
Stadium IIb
|
Jelas ada perluasan ke parametrium
|
Stadium III
|
Karsinoma telah meluas sampai dinding panggul, tumor
tumbuh sampai 1/3 bagian bawah vagina,terdapat gangguan ginjal.
|
Stadium IIIa
|
Tidak ada perluasan ke dinding panggul, tetapi pertumbuhan
terus sampai 1/3 bagian bawah vagina
|
Stadium IIIb
|
Perluasan sampai dinding panggul,ginjal tidak berfungsi
|
Stadium IV
|
Karsinoma telah meluas ke luar dinding panggul dan telah
tumbuh ke kandung kencing dan anus
|
Stadium IVa
|
Pertumbuhan tumor tembus ke organ-organ di sekelilingnya
|
Stadium IVb
|
Perluasan ke organ-organ jarak jauh
|
E.
FAKTOR RESIKO
h Hubungan
seksual usia dini
h Melahirkan
usia muda
h Memiliki
banyak pasangan seksual
h Pemajanan
terhadap Human Papiloma Virus (HPV)
h Infeksi
HIV
h Merokok
h Pemajanan
terhadap dietilstilbestrol (DES) in utero
F.
TANDA DAN GEJALA
h Kehilangan
darah pervaginamyang abnormal (intermenstruasi)
h Perdarahan
kontak
h Fluor
vaginalis yang abnormal( putih atau purulen yang berbau dan tidak gatal)
h Gangguan
miksi( obstruksi total vesika urinaria)
h Gangguan
defekasi
h Nyeri
perut bawah atau menyebar
h Limfedema
h Edema
dan Ascites
h Keluhan
cepat lelah, pucat
h Anemia
h BB
menurun
G.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
h Pap
Smear, menunjukkan adanya displasi, sel-sel atipik persisten
h Biopsi,
identifikasi adanya neoplasme intra-epitel (CIN) atau lesi intra-epitel
skuamosa tingkat tinggi (HGSIL)
h Biopsi
Punch
h Kolposkopi
h Konisasi
h Dilatasi
dan kuretase
h Pemindai CT
h MRI
h Urogram
intravena (IVU)
h Sistogram
h Rontgen barium , Servikografi
h Pemeriksaan fisik: servik teraba membesar, ireguler
teraba lunak.Tampak lesi pada porsio atau sampai vagina.
h Pap
net ( pemeriksaan terkomputerisasi dengan hasil lebih sensitif).
H.
PENATALAKSANAAN
1.
CIN III ( displasia berat dan karsinoma in situ) dapat
diterapi lokal dengan bedah beku (cryosurgery dengan oksida nitrat), terapi
laser atau loop diatermik jika lesi dan zone transformasi dapat dilihat penuh
dengan kolposkopi atau dapat dikerjakan konisasi (pengangkatan bagian yang
berbentuk kerucut dari serviks)
2.
Karsinoma mikroinvasif
diterapi dengan ekstirpasi uterus. Pada wanita muda cukup dikerjakan
konisasi asal ini radikal luas dan tidak ada vasoinvasi dan follow up sitologik
adekuat.
3.
Karsinoma serviks invasif, tergantung pada stadium
penderita waktu datang. Stadium I dan IIa baik radioterapi maupun teknik
operasi radikal (Wertheim-Meigs, Kobayashi) memberikan hasil baik. Indikasi
untuk radioterapi postoperatif adalah pertumbuhan tumor ke dalam parametrium,
pinggir-pinggir irisan yang yang tidak bebas dan metastase kelenjar limfe.
Stadium IIb dan III pada umumnya memerlukan radioterapi primer
4.
Beberapa pasien dengan kekambuhan kanker servikal
dipertimbangkan untuk menjalani eksenterasi pelvis, dimana sebagian besar isi
pelvis diangkat. Edema tungkai unilateral, skiatika, dan obstruksi uretral
menunjukkan kemungkinan progresivitaas penyakit. Pasien dengan gejala ini tidak
dipertimbangkan untuk menjalani pembedahan mayor. Komplikasinya besar dan dan
mencakup edema pulmoner, infark miokard, CVA, hemoragi, sepsis, obstruksi usus
halus, pembentukkan fistula, obstruksi perkemihan akibat konduit ileus dan
pielonefritis.
5.
Kemoterapi
I.
PROSEDUR BEDAH
h Histerektomi
total ; pengangkatan uterus, serviks dan ovarium
h Histerektomi
radikal (Wertheim) : pengangkatan uterus, adneksa, vaginaproksimal, dan nodus
limfe bilateral melalui insisi abdomen.
h Histerektomi
vaginal radikal (Schauta) ; pengangkatan vagina uterus, adneksa dan vagina
proksimal (radikal menunjukkan bahwa suatu area ekstensif paravaginal,
paraservikal, parametrial, dan jaringan uterosakral diangkat bersama uterus)
h Limfadenektomi
pelvis bilateral ; pengangkatan organ-organ pelvis, termasuk nodus limfe
kandung kemih dan rektum serta konstruksi konduit diversional, kolostomi dan
vagina
h Salpingo-oovarektomi
(bilateral) ; pengangkatan tuba falloopi dan ovarium
h Eksenterasi
pelvis ; sebagian besar isi pelvis diangkat.
DAFTAR
PUSTAKA
Arif Mansjoer, Kuspuji Triyanti, Kapita Selkta
jilid 1, Media Aesculapius, FKUI, 1999.
Mc Closkey, J.C. dan Bulechek, G.M, 1996, Nursing
Intervention Classification (NIC), Secaond Edition, Mosby Year Book Inc., St.
Louis
NANDA INTERNATIONAL, 2005, Nursing Diagnoses:
Definitions & Classification 2005-2006, NANDA INTERNATIONAL , Philadelphia .
Van de Velde, C.J.H. dkk, 1999, Onkologi, Edisi 5 (revisi), Panitia Kanker RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta
Yulianti, A.R. Laporan Pendahuluan Karsinoma Servik,
2005
0 komentar:
Posting Komentar